Cerita Sex Kecanduan Tubuh Montok Bu Shinta Guru Bahasa Inggrisku

Cerita Sex Kecanduan Tubuh Montok Bu Shinta Guru Bahasa Inggrisku - Hallo sahabat Graha Kita Sex, Pada sharing Cerita Sex Bergambar kali ini yang berjudul Cerita Sex Kecanduan Tubuh Montok Bu Shinta Guru Bahasa Inggrisku, saya telah menyediakan kisah sex dewasa yang di jamin seru. Semoga setelah membaca cerita mesum ini bisa membuat nafsu birahi sobat meningkat. okelah, Selamat menikmati.

Cerita Sex Kecanduan Tubuh Montok Bu Shinta Guru Bahasa Inggrisku | Cerita Sex 2018


Cerita Sex Kecanduan Tubuh Montok Bu Shinta Guru Bahasa Inggrisku
Cerita Sex Kecanduan Tubuh Montok Bu Shinta Guru Bahasa Inggrisku

Cerita Sex Kecanduan Tubuh Montok Bu Shinta Guru Bahasa Inggrisku

Cerita Sex - Cerita seks ini diawali dari ingatanku waktu dulu masih sekolah, pasti ada saja salah satu guru yang menjadi favorit. Inilah yang melatar belakangi Cerita Sex Panas yang akan saya ceritakan untuk anda semua. Mungkin banyak juga yang memfavoritkan ibu guru, apalagi ibu guru cantik, dan suka berpenampilan seksi, jadi pengen ngentot ibu guru kan, dari awalnya menghayal sampailah pada onani , okelah ini adalah cerita dewasa tentang pengalaman murid yang bisa bercinta dengan ibu guru nya sendiri, cerita sex hot dan mungkin akan membuat anda senat senut. Mungkin . bukan cerita seks ibu dosen, tapi cerita seks ibu guru.

Sebagai siswa sebuah SMU Swasta, aku bukanlah murid yang pintar tapi juga tidak bodoh-bodoh amat. Biasa-biasa saja. Tidak bisa dibanggakan. Yang bisa aku banggakan adalah wajahku yang ganteng dengan bentuk tubuh yang atletis. Tinggi jangkung dan berat yang seimbang. Dan paling aku banggakan adalah ukuran kemaluanku yang luar biasa besarnya, panjangnya 22 cm dengan diameter 5 cm. Membuat iri teman laki-lakiku.

Cerita Dewasa - Namaku Deni, cukup terkenal di sekolahku. Mungkin karena aku bandel dan sering berganti-ganti cewek. Banyak teman sekolahku yang pernah aku tiduri. Mereka tergila-gila setelah menikmati jalan tolku yang luar biasa dan tahan lama kalau bersetubuh.

Sore itu, setelah semua pelajaran selesai aku bergegas pulang kerumah. Semua buku-buku sudah kumasukkan kedalam tas. Kustart sepeda motorku menuju jalan raya. Tapi di tengah perjalanan aku baru ingat, pulpenku tertinggal di dalam kelas. Dengan tergesa-gesa aku balik lagi ke sekolahku. Setelah mengambil kembali pulpenku, aku berjalan lagi menuju parkir sepeda motorku. Untuk mencapai tempat parkir, aku harus melewati ruangan guru.

Ketika melewati ruangan guru-guru, aku mendengan suara mendesah-desah disertai rintihan-rintihan kecil. Aku penasaran dengan suara-suara itu. Aku mendekati pintu ruangan, suara-suara itu semakin keras. Aku semakin penasaran dibuatnya. Kubuka pintu ruangan, dengan berjalan mengendap-endap, aku mencari tahu darimana datangnya suara-suara itu. Begitu mendekati ruangan Bu Shinta, aku terkejut. Disana kulihat Bu Shinta, guru bahasa Inggrisku yang telah setahun menjanda, sedang bercumbu dengan Pak Rudy, guru olahragaku, dalam posisi berdiri.

Bibir mereka saling kecup. Lidah mereka saling sedot. Tangan Pak Rudy meremas-remas pantat Bu Shinta yang padat, sedangkan tangan Bu Shinta melingkar dipinggang Pak Rudy. Mereka yang sedang asik tak tahu akan kehadiranku. Aku mendekati arah mereka. Aku membungkukkan badan dan bersembunyi dibalik meja, mengintip mereka dari jarak yang sangat dekat.

Mereka menyudahi bercumbu, kemudian Pak Rudy duduk dipinggir meja, kakinya menjuntai kelantai. Bu Sisca berdiri didepannya. Bu Shinta mendekati Pak Rudy, dengan buasnya dia menarik celana panjang Pak Rudy. Tak ketinggalan celana dalam Pak Rudy juga diembatnya. Hingga Pak Rudy setengah telanjang. Bu Shinta menguru-urut jalan tol Pak Rudy. jalan tolnya yang tidak begitu besar, sedikit demi sedikit menegang. Bu Shinta membungkukkan tubuhnya, hingga wajahnya pas diatas selangkangan Pak Rudy. jalan tol Pak Rudy diciuminya.

“Isep.. sayang.. isep.. jalan tolku” suruh Pak Rudy.
Bu Shinta tersenyum mengangguk. Dia mulai menjilati kepala jalan tol Pak Rudy. Terus turun kearah pangkalnya. Bu Shinta sangat pintar memainkan lidahnya dijalan tol Pak Rudy.
“Oohh.. enakk.. sayang.., truss.., truss”.

Pak Rudy mengerang ketika Bu Shinta mengulum jalan tolnya. Seluruh batang jalan tol Pak Rudy masuk kemulutnya. jalan tol Pak Rudy maju mundur didalam mulut Bu Shinta. Tangan Bu Shinta mengurut-urut buah pelirnya. Pak Rudy merasakan nikmat yang luar biasa. Matanya merem melek. Pantatnya diangkat-angkat. Aku sangat terangsang melihat pemandangan itu. Kuraba-raba jalan tolku yang menegang. Kubuka retsleting celanaku.Kukocok-kocok jalan tolku dengan tanganku. Birahiku memuncak. Ingin rasanya aku bergabung dengan mereka, tapi keinginan itu kutahan, menunggu saat yang tepat.

Lima belas menit berlalu, Pak Rudy menarik dan menjambak kepala Bu Shinta.
“Akhh.., akuu.. mauu.., ke.. keluar sayang” Pak Rudy menjerit histeris.
“Keluarin aja sayang, aku ingin meminumnya” sahut Bu Shinta.
Bu Shinta tak mempedulikannya. Semakin cepat dikulumnya jalan tol Pak Rudy dan tangan kanannya mengocok-ngocok pangkal jalan tol Pak Rudy seirama kocokan mulutnya. jalan tol Pak Rudy berkedut-kedut, otot-ototnya menegang.

Dan crott! crott! crott! Pak Rudy menumpahkan spermanya didalam mulut Bu Shinta. Bu Shinta meminum cairan sperma itu. jalan tol Pak Rudy terus dijilatinya, hingga seluruh sisa-sisa sperma Pak Rudy bersih. jalan tol Pak Rudy kemudian mengecil didalam mulutnya.

Pak Rudy yang sudah mencapai orgasme kemudian turun dari meja.
“Kamu puas sayang dengan serviceku” tanya Bu Shinta.
“Puas sekali, kamu pitar sayang” puji Pak Rudy sambil tersenyum.
“Gantian sayang, sekarang giliranmu memberiku kepuasan” pinta Bu Shinta.
Bu Shinta melepaskan gaunnya, juga pakaian atasnya, hingga dia telanjang bulat. Astaga ternyata Bu Shinta tak memakai apa-apa dibalik gaunnya. Aku dapat melihat dengan jelas lekuk tubuh mulusnya, putih bersih, ramping dan sexy dengan buah dada yang besar dan padat, juga bentuk tempenya yang indah dihiasi bulu-bulu yang dicukur tipis dan rapi.

Bu Shinta kemudian naik keatas meja, kakinya diselonjorkan kelantai. Pak Rudy mendekatinya. tempe Bu Shinta diusap-usp dengan tangannya. Jari-jarinya dimasukkan, mencucuk-cucuk tempe Bu Shinta. Bu Shinta menjerit nikmat.
“Isep sayang, isep tempeku sayang” pinta Bu Shinta menghiba.
Pak Rudy menurunkan wajahnya mendekati selangkangan Bu Shinta. Lidahnya dijulurkan ketempe Bu Shinta. Disibaknya bibir tempe Bu Shinta dengan lidahnya. Pak Rudy mulai menjilati tempe Bu Shinta.
“Oohh.. truss.. sayang.., jilatin terus.., akhh” Bu Shinta mendesah.
Pak Rudy dengan lihainya memainkan lidahnya dibibir tempe Bu Shinta. Dihisapnya tempe Bu Shinta dari bagian luar kedalam. tempe Bu Shinta yang merah dan basah dicucuk-cucuknya. Kelentitnya disedot-sedot dengan mulutnya.
“Oohh.., enakk.., truss.., truss.., sayang” jerit Bu Shinta.

Hampir seluruh bagian tempe Bu Shinta dijilati Pak Rudy. Tanpa sejengkalpun dilewatinya.
“Akkhh.., akuu.. mauu.. ke.. keluar.. sayang” erang Bu Shinta.
tempenya berkedut-kedut. Otot-otot tempenya menegang. Dijambaknya rambut Pak Rudy, dibenamkannya keselangkangannya.
“A.. akuu.., keluarr.., sayang” Bu Shinta menjerit histeris ketika mencapai orgasme. tempenya sangat basah oleh cairan spermanya. Pak Rudy menjilati tempenya hingga bersih.

“Kamu puas Sis?” tanya Pak Rudy ********
“Belum! Entot aku sayang, aku ingin merasakan jalan tolmu” pinta Bu Shinta.
“Maaf Sis! Aku tak bisa, aku harus pulang”.
“Nanti istriku curiga, aku pulang sore” sahut Pak Rudy menolak.
“Kamu pengecut Rudy! Dikasih enak aja takut!” kata Bu Shinta jengkel.
Matanya meredup, memohon pada Pak Rudy. Pak Rudy tak mempedulikannya. Dia mengenakan celananya, kemudian berlalu meninggalkan Bu Shinta yang menatapnya sambil memohon.

Ini kesempatanku! Pikirku dalam hati. Nafsu birahiku yang sudah memuncak melihat mereka saling isap, ingin disalurkan. Setelah Pak Rudy berlalu, kudekati Bu Shinta yang masih rebahan diatas meja. Kakinya menggantung ditepi meja. Dengan hati-hati aku berjalan mendekat. Kulepaskan baju seragamku, juga celanaku hingga aku telanjang bulat. jalan tolku yang sudah menegang, mengacung dengan bebasnya. Sampai didepan selangkangan Bu Shinta, tanganku meraba-raba paha mulusnya. Rabaanku terus keatas kebibir tempenya. Dia melenguh. Kusibakkan bibir tempenya dengan tanganku. Kuusap-usap bulu tempenya. Kudekatkan mulutku keselangkangannya. Kujilati bibir tempenya dengan lidahku.

“Si.. siapa.., kamu” bentak Bu Shinta ketika tahu tempenya kujilati.
“Tenang Bu! Saya Deni murid Ibu! Saya Ingin memberi Ibu kepuasan seperti Pak Rudy” sahutku penuh nafsu.
Bu Shinta tidak menyahut. Merasa mendapat angin segar. Aku semakin berani saja. Nafsu birahi Bu Shinta yang belum tuntas oleh Pak Rudy membuatnya menerima kehadiaranku.

Aku melanjutkan aktivitasku menjilati tempe Bu Shinta. Lubang tempenya kucucuk dengan lidahku. Kelentitnya kusedot-sedot.
“Oohh.., truss.. Don.., truss.. isep.. sayang” pintanya memohon.
Hampir setiap jengkal dari tempe Bu Shinta kujilati. Bu Shinta mengerang menahan nafsu birahinya. Kedua kakinya terangkat tinggi, menjepit kepalaku.

Lima belas menit berlalu aku menyudahi aktivitasku. Aku naik keatas meja. Aku berlutu diatas tubuhnya. jalan tolku kuarahkan kemulutnya. Kepalanya tengadah. Mulut terbuka menyambut kehadiran jalan tolku yang tegang penuh.
“Wow! Gede sekali jalan tolmu!” katanya sedikit terkejut.
“Isep Bu! Isep jalan tolku!” pintaku.

Bu Shinta mulai menjilati kepala jalan tolku, terus kepangkalnya. Pintar sekali dia memainkan lidahnya.
“Truss.. Buu.. teruss.., isepp” aku mengerang merasakan nikmat.
Bu Shinta menghisap-isap jalan tolku. jalan tolku keluar masuk didalam mulutnya yang penuh sesak.

“Akuu.. tak.., tahann.., sayang! Entot aku sayang” pintanya.
“Ya.., ya.. Buu” sahutku.
Aku turun dari meja, berdiri diantara kedua pahanya. Kugenggam jalan tolku, mendekati lubang tempenya. Bu Shinta melebarkan kedua pahanya, menyambut jalan tolku. Sedikit demi sedikit jalan tolku memasuki lubang tempenya. Semakin lama semakin dalam. Hingga seluruhnya amblas dan terbenam. tempenya penuh sesak oleh jalan tolku.
Aku mulai mengerakkan pantatku maju mundur. Klecot!Klecot! Suara jalan tolku ketika beradu dengan tempenya.
“Ooh.., nik.. matt.., sayang.., truss” Bu Shinta mendesah.

Kuangkat kedua kakinya kebahuku. Aku dapat melihat dengan jelas jalan tolku yang bergerak-gerak maju mundur.
“Ooh.., Buu.., enakk.. banget.., tempemu.., hangat” desahku.

Sekitar tiga puluh menit aku menggenjotnya, kurasakan tempenya berkedut-kedut, otot-ototnya menegang.
“Akuu.., tak.. tahan.., Don, aku.. mau.. keluarr” jeritnya.
“Tahan.. Buu.., aku.. masih tegang” sahutku.
Dia bangun duduk dimeja memegang pinggangku erat-erat, mencakar punggungku.
“Akkhh.., akuu.. keluar” Bu Shinta menjerit histeris.
Nafasnya memburu. Dan kurasakan tempenya sangat basah, Bu Shinta mencapai orgasmenya. Ibu guruku yang sudah berumur 37 tahun menggelepar merasakan nikmatnya kusetubuhi.

Aku yang masih belum keluar, tak mau rugi. Kucabut jalan tolku yang masih tegang. Kuarahkan kelubang anusnya. Kedua pahanya kupegang erat.
“Ja,.jangan.., Don” teriaknya ketika kepala jalan tolku menyentuh lubang anusnya.
Aku tak memperdulikannya. Kudorong pantatku hingga setengah batang jalan tolku masuk kelubang anusnya yang sempit.
“Aow! Sakitt.. cabutt.., Don.., aku.. sakitt.. jangan” teriaknya keras.
Kusodok terus hingga seluruh batang jalan tolku amblas. Kemudian dengan perlahan tapi pasti kugerakkan pantatku maju mundur.

Teriakan Bu Shinta mengendor. Berganti dengan desahan-desahan dan rintihan kecil. Bu Shinta sudah bisa menikmati sentuhan jalan tolku dianusnya.
“Jadi dicabut ngga Bu” candaku.
“Jangan sayang, enak banget” katanya sambil tersenyum.

Kusodok terus lubang anusnya, semakin lama semakin cepat. Bu Shinta menjerit-jerit. Kata-kata kotor keluar dari mulutnya. Aku semakin mempercepat sodokanku ketika kurasakan akan mencapai orgasme.
“Buu.., akuu.. mauu.. ke.. keluarr” aku melolong panjang.
“Akhh.. akuu juga sayang” sahutnya.

Crott! Crott! Crott! Aku menumpahkan sperma yang sangat banyak dilubang anusnya. Kutarik jalan tolku. Kuminta dia turun dari meja untuk menjilati jalan tolku. Bu Shinta menurutinya. Dia turun dari meja dan berlutut dihadapanku. jalan tolku dikulumnya. Sisa-sisa spermaku dijilatinya sampai bersih.

“Kamu hebat Don, aku puas sekali” pujinya.
“Aku juga Bu” sahutku.
“Baru kali ini tempeku dimasuki jalan tol yang sangat besar” katanya.
“Ibu mau khan terus menikmatinya” kataku.
“Tentu sayang” jawabnya sambil berdiri dan mengecup bibirku.

Kami beristirahat sehabis merengkuh kenikmatan. Kenikmatan selanjutnya kudapatkan dirumahnya. Bu Shinta, guruku ternyata hyperseks. Dia kuat sekali ngentot. Satu malam bisa sampai empat kali. Sekian Kisah seks "Cerita Sex Kecanduan Tubuh Montok Bu Shinta Guru Bahasa Inggrisku", mudah-mudahan bisa menghilangkan stres untuk sobat semua. Dan Lihat "Cerita Sex Selingkuh Dengan Wanita Idamanku" yang juga tidak kalah serunya, baiklah, sekian postingan Cerita Sex kali ini. - Selesai


Demikianlah Artikel Cerita Sex Kecanduan Tubuh Montok Bu Shinta Guru Bahasa Inggrisku

Sekian Kisah seks Cerita Sex Kecanduan Tubuh Montok Bu Shinta Guru Bahasa Inggrisku, mudah-mudahan bisa menghilangkan stres untuk sobat semua. baiklah, sekian postingan Cerita Sex kali ini.

Terimakasih sobat sudah membaca kisah Cerita Sex Kecanduan Tubuh Montok Bu Shinta Guru Bahasa Inggrisku dan artikel ini url permalinknya adalah https://grahakitasex.blogspot.com/2016/06/cerita-sex-kecanduan-tubuh-montok-bu-shinta-guru--bahasa-inggrisku.html Semoga artikel ini bisa menghibur. Cerita Seks ABG, Cerita Seks Abnormal, Cerita Seks Artis, Cerita Seks Bersambung, Cerita Seks Daun Muda, Cerita Seks Janda, Cerita seks Jilbab, Cerita Seks Karyawan, Cerita Seks Pelajar, Cerita Seks Pembantu, Cerita Seks Perawan, Cerita Seks Perkosaan, Cerita Seks Sedarah, Cerita Seks Selingkuh, Cerita Seks Sesama Jenis, Cerita Seks Tante Girang, Cerita Seks Spg, Cerita Seks Sekretaris, Cerita Seks Threesome, Cerita Seks Gigolo, Cerita Seks Guru, Cerita Seks Lesbi, Cerita Seks Mahasiswi, Cerita Seks Paruh Baya, Cerita Seks Pribadi, Cerita Seks PSK, Cerita Seks Sahabat, Cerita Seks Tukar Pasangan